DASAR PERENCANAAN KONTRUKSI MESIN
(ELEMEN
MESIN)
A.
Pendahuluan
Elemen
mesin adalah bagian dari komponen tunggal yang dipergunakan
pada konstruksi
mesin, dan setiap bagian mempunyai fungsi pemakaian yang
khas. Dengan pengertian tersebut diatas, maka elemen mesin dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1.
Elemen – elemen sambungan
a.
Sambungan susut dan tekan
b.
Sambungan paku keling
c.
Sambungan ulir sekrup
d.
Sambungan baut dan pin
e.
Sambungan pengelasan
f.
Sambungan solder dan brazing
g.
Sambungan Adhesif
2.
Bantalan dan elemen transmisi
a.
Bantalan luncur
b.
Bantalan gelinding
c.
Poros dukung dan poros pemindah
d.
Kopling tetap& tidak tetap
e.
Rem
f.
Pegas
g.
Tuas
h.
Sabuk dan Rantai
i.
Roda gigi
3.
Elemen-elemen transmisi untuk gas dan Liquid
a.
Valve
b.
Fittings
B.
Prinsip-Prinsip
Dasar Perencanaan Elemen Mesin
Perencanaan eleven mesin, pada dasarnya merupakan
perencanaan bagian (komponen), yang direncanakan dan dibuat untuk memenuhi
kebutuhan mekanisme dari suatu mesin. Dalam tahap-tahap perencanaan
tersebut, pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memulai
perencanaan eleven mesin meliputi :
1.
Jenis-jenis pembebanan yang direncanakan
2.
Jenis-jenis tegangan yang ditimbulkan akibat
pembebanan tsb.
3.
Pemilhan bahan
4.
Bentuk dan ukuran bagian mesin yang direncanakan
5.
Gerakan atau kinematika dari bagian-bagian yang akan
direncanakan.
6.
Penggunaan komponen Standard
7.
Mencerminkan suatu rasa keindahan (aspek estética)
8.
Hukum dan ekonoomis
9.
Keamanan operasi
10. Pemeliharaan
dan perawatan
Dengan memperhatikan pertimbangan tersebut diatas, maka tahap-tahap
perencanaan totalnya yaitu sbb :
1. Menentukan
kebutuhan
2. Pemilihan
mekanisme
3. Beban
mekanisme
4. Pemilihan
material
5. Menentukan
ukuran
6. Modifikasi
7. Gambar kerja
8. Pembuatan
dan kontrol koalitas
Yang
dimaksud dengan tahap perencanaan tersebut diatas :
1.
Menentukan kebutuhan
Menentukan kebutuhan dalam hal ini adalah kebutuhan
akan bagian-bagian yang akan direncanakan, sesuai dengan fungsinya
2.
Pemilihan mekanisme
Berdasarkan fungsinya dipilih mekanisme yang tepat
dari bagian mesin tersebut. Misalnya untuk memindahkan putaran poros keporos
yang digerakan dipilih roda gigi payung.
3.
Beban mekanis
Berdasarkan mekanisme yang telah ditentukan,
beban-beban mekanis yang akan terjadi harus dihitung berdasarkan data yang
sesuai dengan kebutuhan, sehingga didapat jenis-jenis pembebanan yang bekerja
pada elemen tersebut.
4.
Pemilihan bahan (material)
Untuk mendapatkan bagian mesin yang sesuai dengan
kekuatannya, dilakukan pemilihan bahan dengan kekuatan yang sesuai dengan
kondisi beban serta tegangan yang terjadi. Misalnya kekuatan direncanakan harus
lebih kecil dari kekuatan bahan yang ditentukan dengan faktor keamanan sesuai
dengan kebutuhan.
5.
Menentukan ukuran
Bila terjadi kesesuaian pemakaian bahan dan
perhitungan beban mekanis dapat dicari ukuran-ukuran elemen mesin yang
direncanakan dengan standart yang ada dalam standarisasi.
6.
Modifikasi
Modifikasi bentuk diperlukan bila bagian mesin yang
direncanakan telah pernah dibuat sebelumnya.
7.
Gambar Kerja
Setelah mendapatkan ukuran yang sesuai, ukuran untuk
pengambaran kerja didapat, baik gambar detail maupun gambar assemblynya.
8.
Pembuatan kontrol kualitas
Dengan gambar kerja dapat dibuat bagian-bagian mesin
yang dibutuhkan, dengan mencatumkan persyaratan suaian, toleransi serta tanda
pengerjaan, ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil pembuatan suaian dengan
yang diinginkan. Dari penentuan suaian yang telah ditetapkan tersebut dapat
digunakan sebagai pedoman kontrol kualitas yang disyaratkan.
A. Beban dan Tegangan
Definisi tegangan adalah
perbandingan antara gaya dan luas penampang, yang bertindak sebagai gaya adalah
beban yang diterima oleh suatu benda yang tergantung arahnya. Maka tegangan
dapat digolongkan sebagai berikut :
1.
Tegangan Tarik
Suatu batang yang dibebani F, pada
sistim tergambar berikut. Akan timbul tegangan tarik akibat beban F pada luas
penampang A dari batang sehingga terjadi perpanjangan, dimana besarnya tegangan
tarik adalah :
Gambar. Batang yang mengalami beban tarik
Gambar (a).
Batang yang dibebani tarik
Gambar (b).
Gaya – gaya regang/tension sama besar dan berlawanan arah, didistribusi sama
besar.
2. Tegangan Tekan
Pada tegangan tekan arah pembebanannya berlawanan
arah dengan teangan tarik, akibatnya pada tegangan tekanan ini terjadi
pemendekan batang pada arah pembebanan. Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi
gaya F yang saling berlawanan dan terletak dalam satu garis gaya. Misalnya,
terjadi pada tiang bangunan yang belum mengalami tekukan, dan batang torak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar