Hukum Newton, Berat,
Gaya Normal, Tegangan Tali, Gaya Gesekan, Dinamika Gerak
PENGANTAR : Mengapa kita harus pelajari ini, karena dalam kontruksi mesin kita akan menemukan gaya gaya dari berbagai macam sumber, ada translasi, rotasi, ada juga translasi dan rotasi. Coba perhatikan hal sederhana misalnya mesin sepeda motor, ada yg dibuat lurus saja mendatar, ada yang mengarah keatas menyudur, ada yang lurus ke atas vertikal. adakah hubungannya dengan gaya gravitasi ...
Hukum Newton, Berat, Gaya Normal, Tegangan Tali, Gaya
Gesekan, Dinamika Gerak -
Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip
kinematika dan dinamika benda titik dengan cara menerapkan Hukum Newton sebagai
prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar
beraturan. Pernahkah Anda melihat sebuah roket yang akan terbang ke luar
angkasa? Mengapa sebuah roket ketika meluncur membutuhkan tenaga yang sangat
besar? Sebuah roket memiliki gas panas yang dipancarkan dari ruang pembakaran
dan pancaran ini menyebabkan timbulnya gaya reaksi pada roket tersebut. Gaya
tersebut akan mengangkat serta mempercepat roket sehingga dapat terbang ke luar
angkasa.
Seseorang yang telah berjasa dalam ilmu Fisika terutama
dinamika, yakni Isaac Newton, mengungkapkan tiga hukumnya yang terkenal tentang
gerak. Hingga saat ini, penemuannya tentang gaya dan gerak masih digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang teknologi modern yang
semakin pesat.
Mungkin Anda dapat menemukan contoh dari dinamika dalam
kehidupan sehari-hari, seperti pada alat menimba air di dalam sumur ketika Anda
akan mengambil air. Sistem yang digunakan dalam alat tersebut adalah katrol,
yang membantu Anda dalam menarik ember yang berisi air dengan menggunakan tali.
Semua bahasan tersebut akan dibahas dalam materi dinamika berikut ini.
Apa yang Anda lakukan ketika hendak memindahkan atau menggeser
sebuah benda? Anda akan mendorongnya atau menariknya, bukan? Demikian pula
ketika Anda hendak menghentikan benda yang sedang bergerak, Anda harus menahan
gerak benda tersebut. Ketika Anda mendorong, menarik, atau menahan benda,
dikatakan Anda tengah mengerahkan gaya pada benda tersebut. Selain itu, Anda
juga harus mengerahkan gaya untuk mengubah bentuk benda. Sebagai contoh, bentuk
balon atau bola akan berubah bentuk ketika Anda tekan. Dengan demikian, gaya
adalah suatu besaran yang dapat mengakibatkan gerak atau bentuk benda menjadi
berubah. Pada bab ini,
Anda akan mempelajari gerak dengan memperhatikan gaya
penyebabnya. ilmu ini disebut dinamika. Perlu diingat bahwa penulisan besaran
vektor pada contoh soal ditulis sebagai besaran skalar saja, sedangkan pada
penurunan rumusnya ditulis sebagai vektor.
A. Hukum Newton
Coba dorong sebuah benda di rumah Anda yang menurut Anda berat,
Apa yang Anda rasakan? Jika Anda mendorongnya, mungkin akan terasa berat. Akan tetapi,
jika teman-teman Anda membantu untuk mendorong benda tersebut, mungkin akan
terasa lebih ringan. Mengapa bisa terjadi?
Gambar
1. Seseorang mendorong sebuah piano.
|
Semakin besar gaya yang diberikan maka semakin mudah Anda
mendorongnya. Semua yang Anda lakukan tersebut terjadi karena terdapat gaya
yang bekerja pada benda. Teori mengenai dinamika gerak ini diterangkan oleh
seorang ilmuwan Fisika yang bernama Isaac Newton.
Dalam bab ini, Anda akan mempelajari hukum gerak Newton secara
berurutan. Hukum pertama, memperkenalkan konsep kelembaman yang telah diusulkan
sebelumnya oleh Galileo. Hukum kedua, menghubungkan percepatan dengan penyebab
percepatan, yakni gaya. Hukum ketiga, merupakan hukum mengenai aksi-reaksi.
Newton menuliskan ketiga hukum geraknya dalam sebuah buku yang terpenting
sepanjang sejarah, yakni Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, yang
dikenal sebagai principia.
Jelajah Fisika :
Buku Principia
1. Hukum Pertama Newton
Sebelum Anda mempelajari mengenai Hukum Pertama Newton, ada
baiknya Anda lakukan percobaan berikut ini.
Percobaan Fisika Sederhana 1 :
Memahami Konsep Kelembaman
Alat dan Bahan :
- Sebungkus
korek api yang penuh dengan isinya
- Uang
logam
Prosedur :
- Selipkan
uang logam di antara bagian dasar wadah batang korek dalam dan luar dengan
posisi seperti diperlihatkan pada Gambar 2.
- Kemudian,
pukul-pukul secara perlahan bagian atas wadah korek 20 - 30 kali.
- Perhatikan
apa yang terjadi?
- Apa
yang dapat Anda simpulkan?
- Diskusikan
hasilnya bersama teman dan guru Anda dan presentasikan hasilnya di depan
kelas.
Pada eksperimen di atas, Anda akan mendapati bahwa uang logam
tersebut tidak jatuh, tetapi keluar dari bagian atas wadah korek api. Mengapa
bisa terjadi demikian? Peristiwa ini menunjukkan bahwa benda, dalam hal ini
uang logam, cenderung mempertahankan keadaannya. Ketika wadah korek api
dipukul-pukul secara perlahan, wadah korek ini bergerak ke bawah.
Gambar
2. Uang logam yang berada di dalam korek api cenderung diam ketika di
pukul-pukul.
|
Akan tetapi, gerakan korek api tidak disertai gerakan uang
logam. Uang logam sendiri tetap diam pada posisinya. Hal ini menyebabkan posisi
uang logam pada wadah korek api menjadi bergeser ke bagian atas (sebenarnya yang
bergeser adalah wadah korek api, ke bawah). Jika pukulan dilakukan
terus-menerus secara perlahan-lahan, lama kelamaan uang logam itu akan muncul
dari bagian atas wadah korek api.
Banyak peristiwa lain yang menunjukkan bahwa setiap benda
cenderung untuk mempertahankan keadaannya. Ketika Anda berada di dalam mobil
yang sedang melaju, tiba-tiba mobil direm secara mendadak, Anda akan terdorong
ke depan. Demikian juga ketika mobil dari keadaan diam, tiba-tiba akan bergerak
ke depan pada saat Anda menginjak gas, Anda akan merasakan bahwa badan Anda
menekan bagian belakang tempat duduk Anda. Contoh lainnya adalah ketika mobil
yang Anda tumpangi melintasi tikungan, Anda seolah-olah akan terlempar ke sisi
luar tikungan.
Pada prinsipnya, benda yang diam akan tetap diam sebelum ada
gaya yang menarik atau mendorongnya sehingga dapat bergerak. Demikian juga pada
benda yang sedang bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap bergerak dengan
kecepatan konstan dan akan dapat berhenti jika ada gaya yang melawan gerak tersebut.
Keadaan ini disimpulkan oleh Newton sebagai berikut.
Setiap benda tetap dalam keadaan diam atau bergerak dengan
kelajuan konstan pada garis lurus kecuali ada resultan gaya yang bekerja pada
benda tersebut. Pernyataan di atas dikenal sebagai Hukum Pertama Newton.
Kecenderungan benda mempertahankan keadaannya, yaitu diam atau bergerak dengan
kelajuan konstan dalam garis lurus, disebut kelembaman atau inersia. Oleh
karena itu, Hukum Pertama Newton disebut juga sebagai hukum Kelembaman.
Contoh Soal 1 :
Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan
nol maka :
a. benda tidak akan dipercepat
b. benda selalu diam
c. perubahan kecepatan benda nol
d. benda tidak mungkin bergerak lurus beraturan
Pernyataan yang benar adalah...
a. (1), (2), dan (3)
b. (1) dan (3) saja
c. (2) dan (4) saja
d. (4) saja
e. (1), (2), (3), dan (4)
Kunci Jawaban :
Dari Hukum Pertama Newton, ΣF=0
• Nilai nol ini disebabkan karena tidak ada percepatan pada
benda.
• Jika percepatannya nol, kecepatan benda adalah konstan.
• Jika percepatan benda bernilai nol, benda dapat berada dalam
keadaan diam maupun bergerak.
• Jika kecepatan benda bernilai konstan, benda akan bergerak
lurus beraturan.
Jawab: b
2. Hukum Kedua Newton
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, setiap benda cenderung
mempertahankan keadaannya selama tidak ada resultan gaya yang bekerja benda
tersebut. Apa yang terjadi jika resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut
tidak sama dengan nol? Hasil eksperimen Newton menunjukkan bahwa gaya yang
diberikan pada benda akan menyebabkan benda tersebut mengalami perubahan
kecepatan. Ketika gaya tersebut searah dengan gerak benda, kecepatannya
bertambah dan ketika gaya tersebut berlawanan dengan gerak benda, kecepatannya
berkurang. Dengan kata lain, jika resultan gaya yang bekerja pada benda tidak
sama dengan nol, benda akan bergerak dengan suatu percepatan.
Hasil eksperimen Newton juga menunjukkan bahwa percepatan benda
sebanding dengan resultan gaya yang diberikan. Akan tetapi, hubungan antara
resultan gaya dan percepatan pada benda satu yang dihasilkan berbeda dengan
benda lainnya. Kenyataan ini mengantarkan Newton pada konsep massa benda.
Massa adalah ukuran kelembaman suatu benda. Semakin besar massa
benda, semakin sulit untuk mengubah keadaan geraknya. Dengan kata lain, semakin
besar massa benda, semakin besar gaya yang harus diberikan untuk
menggerakkannya dari keadaan diam atau menghentikannya dari keadaan bergerak.
Sebagai contoh, sebuah mobil lebih lembam dan memerlukan gaya yang besar untuk
mengubah geraknya dibandingkan dengan sebuah sepeda motor. Dengan demikian,
mobil memiliki massa lebih besar daripada sepeda motor. Hubungan antara
resultan gaya, massa, dan percepatan secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut.
dengan :
F = gaya (newton atau, disingkat, N),
m = massa benda (kg), dan
Semakin besar resultan gaya yang diberikan pada benda, semakin
besar percepatan yang dihasilkannya. Jadi, percepatan benda sebanding dengan
resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Arah percepatan sama dengan
arah resultan gayanya.
Gambar
3. Interaksi antara palu dan pasak yang menyebabkan timbulnya gaya
aksi-reaksi.
|
3. Hukum Ketiga Newton
Gaya selalu muncul berpasangan. Ketika Anda memukul pasak kayu
menggunakan palu, pasak akan memberikan gaya kepada palu. Demikian pula, ketika
Anda berjalan di atas lantai, Anda memberikan gaya pada lantai melalui telapak
kaki atau alas sepatu Anda maka lantaipun memberikan gaya pada telapak kaki
atau alas sepatu Anda sebagai reaksi terhadap gaya yang Anda berikan. Dengan
kata lain, ketika suatu benda memberikan gaya pada benda lainnya, benda kedua
akan memberikan gaya yang sama dan berlawanan arah pada benda pertama.
Pernyataan di atas dikenal sebagai Hukum Ketiga Newton. Sifat pasangan gaya
aksi-reaksi besarnya selalu sama, segaris, saling berlawanan arah, dan bekerja
pada benda yang berbeda.
Contoh Soal 2 :
Tiga buah gaya, F1 = 10 N dan F2 = 15 N, dan F3 = c N bekerja
pada sebuah benda, seperti ditunjukkan pada gambar berikut. Jika benda tetap
diam, berapakah nilai c?
Kunci Jawaban :
Karena benda diam, sesuai dengan Hukum Pertama Newton,
ΣF = 0
F1 + F2 - F3 = 0
sehingga diperoleh
F3 = F1 + F2 = 10 + 15 = 25 N
Contoh Soal 3 :
a. Tentukanlah resultan gaya tersebut.
b. Berapakah percepatannya?
Kunci Jawaban :
a. Gunakan aturan vektor dalam menjumlahkan gaya. Oleh karena F1
dan F2 saling tegak lurus maka sesuai dengan Dalil Pythagoras
b. m = 50 kg maka percepatannya
Catatan Fisika :
Gaya aksi-reaksi
terjadi pada benda yang berbeda dan besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan.
Contoh Soal 4 :
Tentukan resultan sebuah gaya yang diperlukan untuk menghentikan
mobil 1.500 kg yang sedang bergerak dengan kelajuan 72 km/jam dalam jarak 50 m.
Kunci Jawaban :
Dari konsep GLBB, v = v0 + at, percepatan (perlambatan) yang
diperlukan supaya mobil berhenti, v = 0, adalah
Dengan demikian, sesuai dengan Hukum Kedua Newton,
F = ma = (1.500 kg)(–4 ms2) = –6.000 N
Tanda negatif menunjukkan bahwa resultan gaya yang diberikan
harus berlawanan arah dengan kecepatan awal benda. Jadi, besarnya resultan gaya
yang harus diberikan adalah 6.000 N dan berlawanan arah dengan gerak benda.
Jelajah Fisika :
Lift dengan Sistem Kerek
Rancangan lift dengan tenaga air dari abad ke-19 menggunakan
kerekan dengan dua arah. Kabel yang kuat meluncur dari atap lift ke atas roda
kerekan dan ke bawah roda kerekan lainnya. Kabel itu diikat pada piston yang
turun naik dalam tabung. Piston dijalankan oleh tekanan air di dalam tabung
dari atas dan bawah. Tali yang melewati pasangan roda kerekan kedua
memungkinkan lift membantu memutar katup di dasar lubang, mengarahkan air pada
bagian atas atau bawah tabung, mendorong piston ke bawah atau ke atas untuk
menaikan atau menurunkan lift. Konsep ini dapat dijelaskan oleh Hukum Ketiga
Newton. (Sumber: Jendela Iptek, 1997)
B. Berat, Gaya Normal, dan Tegangan Tali
Berat adalah gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda.
Akibat gaya ini, benda yang jatuh bebas akan memperoleh percepatan a = g
(percepatan gravitasi bumi). Dengan demikian berat benda dapat ditulis :
w =
mg (1-2)
dengan :
w = berat benda (N),
m = massa benda (kg), dan
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2).
Arah dari gaya gravitasi selalu menuju ke pusat bumi (tegak
lurus bidang datar). Ketika benda berada pada suatu bidang, bidang tersebut
akan memberikan gaya pada benda tadi yang disebut gaya kontak. Jika gaya kontak
ini tegak lurus permukaan bidang maka disebut gaya normal. Besar gaya normal
bergantung pada besar gaya lain yang bekerja pada benda. Gambar 4.
memperlihatkan beberapa arah gaya normal (dibandingkan dengan gaya gravitasi
yang arahnya selalu tegak lurus permukaan bumi). Arah gaya normal selalu tegak
lurus bidang tempat benda itu berada.
Gaya tegangan tali adalah gaya pada tali ketika tali tersebut
dalam keadaan tegang. Arah gaya tegangan tali bergantung pada titik atau benda
yang ditinjau. Pada Gambar 5.(a), gaya tegangan tali T yang bekerja pada benda
m berarah ke atas, dan sebaliknya, gaya tegangan tali T' pada tempat tali
digantungkan berarah ke bawah. Pada Gambar 5.(b), gaya tegangan tali T1 pada m1
berarah ke kanan, sedangkan pada m2 bekerja T2 berarah ke kiri. Akan tetapi,
meskipun arahnya berlawanan, besar gaya tegangan talinya sama (T = T' dan T1 =
T2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar